ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER DAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM
PERNAPASAN
- Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular
Jantung
merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan
dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan
darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu
katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi
sistem kardiovaskuler ( jantung )
memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh
yang diperlukan dalam proses
metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan
menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh
menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem
kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan
mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu
contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ
vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.
- 1. Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular
Hanya dalam
beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus berdetak.
Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini
karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan
berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak
dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen
dasar:
a) Jantung,
yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
dapat mengalir ke jaringan.
b) Pembuluh darah,
berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke
seluruh tubuh.
c) Darah,
berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan
ke seluruh tubuh.
- a. Jantung
1)
Letak Jantung
Jantung
adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks
(dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior
dan vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001:
258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua
pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung
terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling
depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5
dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta
ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior (Aurum, 2007).
Pada dewasa,
rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sakpai
400 gram (Setiadi, 2007: 164).
2)
Ruang Jantung
Jantung
dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik
bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium,
tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke
bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan
jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena
separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara
sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi (Sherwood,
Lauralee, 2001: 259-260).
a)
Atrium Dextra
Dinding
atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan
ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat
lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle.
Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata.
Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan
parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena
cava. Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava
inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava
inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii.
Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-inferior terdapat Septum
Inter-Atrialis
Pada
pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong
yang disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan
disebut Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior dan katup
tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang menampung darah vena dari dinding
jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat
lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding
atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-Atrial
terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior dengan auricle,
tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus Atri-Ventricular terletak pada
antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi
atrium dextra adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena
sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru.
Karena
pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita otot
rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat
bendungan darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena
sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan
mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis.
20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian secara
aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat
mengurangi curah ventrikel.
b)
Atrium Sinistra
Terletak
postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada
tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada
dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada
auricle. Atrium kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena
pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral,
masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan
atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan
dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru.
Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada
paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup
mitralis.
c)
Ventrikel Dextra
Terletak di
ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni.
Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di
medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah
bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna
menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke
dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah
bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran
darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik
terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari
ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal
dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra.
Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat
dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel
dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel
sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan ventrikel
sinistra.
Dinding
anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut
Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae
carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut
Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra
dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel
dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis,
trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel
dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding
licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum
atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh
Krista Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun anterior katup
tricuspidalis.
Untuk menghadapi
tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti pada kasus
hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami
hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan
resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus
dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary
massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat,
sehingga seringkali diakhiri dengan kematian.
d)
Ventrikel Sinistra
Berbentuk
lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior
kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus
Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel
dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel
sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan
tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan
mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan
otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah
pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding
medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra
dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar
segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta.
Septum
interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati
hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding
septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian
endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan
yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat
kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi
daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua
ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka
darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya
jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan
berkurang.
3)
Katub-katub Jantung
Katup
jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik
jantung (Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan
(Setiadi 2007: 169). Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka
membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu
satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis,
yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar.
a)
Katub Atrioventrikuler
Letaknya
antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub yang
terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub
disebut katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak
sama, yaitu: 1) Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah
Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel dextra. 2)
Septal, Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus. Sering
menutupi VSD kecil tipe alur keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil,
Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum, 2007).
Sedangkan
katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun
katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu
daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan
mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas
secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur
keluar (Aurum, 2007).
b)
Katub Semilunar
Disebut
semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang
masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee,
2007: 262). Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang
berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan
pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri
dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole
ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007:
170).
4)
Lapisan Jantung
Dinding
jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara
spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood,
Lauralee, 2001: 262). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
a)
Perikardium (Epikardium)
Epi berarti
“di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu membran
tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu
(Setiadi, 2007):
Perikarduim
fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung
terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah
besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
Perikarduim
serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis
membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim
fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk
mempermudah pergerakan jantung.
b)
Miokardium
Myo berarti
“otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk
sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan
melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini yang akan
menerima darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007: 172).
c)
Endokardium
Endo berarti
“di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang
melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).
5)
Persarafan Jantung
Jantung
dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama
ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua
divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan)
kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf.
Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium,
terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung juga mempersarafi
atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel
(Sherwood, Lauralee, 2001: 280).
- b. Vaskularisasi Jantung( pembuluh darah)
Pembuluh
darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran
darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke
seluruh tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah
kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi
pulmonal).
1)
Arteri
Suplai darah
ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari aorta
tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar
ventrikel kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian besar ventrikel
kanan (Setiadi, 2007: 179).
a)
Arteri Koroner Kanan
Berjalan ke
sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya
arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan
dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium
Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria
Descendens Posterior (PDCA = Posterior Descending Coronary Artery). RAAB
memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran darah
untuk Nodus Atrio-Ventrikular (Aurum, 2007).
b)
Arteri Koroner Kiri
Berjalan di
belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA =
Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri
Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior
Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens Artery). LCx berjalan pada Sulcus
Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung. LAD berjalan pada
Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah ini
bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus tersebut
(Aurum, 2007).
2)
Vena
Distrubusi
vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem
vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):
Vena
tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari
miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
Vena
kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian
besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan.
Sinus
koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan paling
penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium
kanan melalui ostinum sinus koronaruis yang bermuara di samping vena kava
inferior.
- c. Darah
1)
Pengertian Darah
Darah
manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkutoksigen
yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringantubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.. Darahmanusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya
oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yangmerupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
Manusia
memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantungmenuju
paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida danmenyerap
oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke
jantungmelalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh
oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh
melalui saluranhalus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian
kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava
inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan
bahan kimia asing ke hati untuk diuraikanke ginjal untuk dibuang sebagai air
seni.
2)
Pembagian darah
- Plasma darah 55 %
Unsur ini
merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah
mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma
darah berfungsi untuk mengangkut sarimakanan ke sel-sel serta membawa sisa
pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan
zat kekebalan tubuhterhadap penyakit atau zat antibodi.
- Sel-sel darah 45 %; terdiri dari:
a)
Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah
merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti.
Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya
kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta).warnanya kuning kemerahan, karena
didalamnya mengandung suatu zat yangdisebut hemoglobin, warna ini akan
bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Fungsi sel darah
merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuhdan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk
dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini
dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawadengan oksigen yang disebut
oksihemoglobin (hb + oksigen 4 hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh
tubuh sebagai oksihemoglobin yangnantinya setelah tiba di jaringan akan
dilepaskan: hb-oksigen hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa
dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (hb + karbon
dioksida hb-karbon dioksida) yangmana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan
di paru-paru.
Sel darah
merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah,limpa dan hati.
Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula
besar dan berisi nukleusdan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati
hemoglobin dan akhirnya kehilangannukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi
darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 – 115
hari, setelah itu akanmati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati
akan terurai menjadidua zat yaitu hematin yang mengandung fe yang berguna untuk
membuateritrosit barudan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam
eritrisityang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah
normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100cc darah. Normal hb
wanita 11,5 mg%dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darahmerah memerlukan protein karena
strukturnya terdiri dari asam aminodan memerlukan pula zat besi, sehingga
diperlukan diit seimbang zat besi.
Di dalam
tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,demikian juga banyaknya
hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan
ini disebut anemia, yang biasanyadisebabkan oleh perdarahaan yang hebat,
penyakit yang melisis eritrosit,dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
b)
Sel darah putih (leukosit)
Bentuk
dansifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kitalihat di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubahdandapat bergerak
dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia),mempunyai bermacam- macam inti sel
sehingga ia dapat dibedakan menurutinti selnya, warnanya bening (tidak
berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira 6000-9000.
Fungsinya
sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuhdanmemakan bibit penyakit / bakteri yang
masuk ke dalam jaringan res (sistemretikuloendotel), tempat pembiakannya di
dalam limpadankelenjar limfe;sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat
lemak dari dinding ususmelalui limpa terus ke pembuluh darah.
Sel leukosit
disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapatdi seluruh jaringan tubuh
manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka
jumlah leukosit yang ada di dalam darah akanlebih banyak dari biasanya. Hal ini
disebabkan sel leukosit yang biasanyatinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang
beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut.
Jika jumlah leukositdalam darah melebihi 10000/mm3 disebut
leukositosisdankurang dari 6000disebut leukopenia.
c)
keping-keping darah (trombosit)
Trombosit
merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam,
ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,normal pada orang dewasa
200.000-300.000/mm3.
Fungsinya
memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari
normal, maka kalau ada luka darah tidak lekasmembeku sehingga timbul perdarahan
yang terus- menerus. Trombosit lebihdari 300.000 disebut trombositosis.
Trombosit yang kurang dari 200.000disebut trombositopenia.
Di dalam
plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantuterjadinya peristiwa pembekuan
darah, yaitu ca2+ danf ibrinogen. Fibrinogenmulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akankeluar, trombosit pecah dan
mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase.trombokinasi ini akan bertemu
dengan protrombin dengan pertolongan ca2+akan menjadi trombin. Trombin akan
bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang
tidak teratur letaknya, yang akanmenahan sel darah, dengan demikian terjadilah
pembekuan. Protrombin di buat didalam hatidan untuk membuatnya diperlukan
vitamin k, dengandemikian vitamin k penting untuk pembekuan darah.
3)
Fungsi Darah
a)
Sebagai alat pengangkut yaitu:
- Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkankeseluruh jaringan tubuh.
- Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paru.
- Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkandandibagikanke seluruh jaringan/ alat tubuh.
- Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
b)
Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuhdengan
perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c)
Menyebarkan panas keseluruh tubuh
- 2. Fisiologi Sistem Kardiovaskular
- Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar dan
system peredaran darah kecil.
- Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta
menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui
arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut
sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor
menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan
masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal
dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.
Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan
satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena merupakan
satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang mengandung CO2).
Urutan
perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta – pembuluh nadi –
pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena cava inferior – serambi kanan.
- Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri
pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya
pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui
sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat
oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah
bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung
(bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system
peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah
bersih.
Urutan
perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru
– vena pulmonalis – serambi kiri jantung.
- Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening)
Pembuluh
limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah
kanan, bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka kanan.
Pembuluh
limfe dada; dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka
kiri.
Pembuluh
limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil). Peredaran limfe adalah
terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar limfe diproduksi
sejenis sel darah putih yang disebut limfosit untuk imunitas.
Jantung
berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan metabolisme sel seluruh
tubuh.
1)
Struktur Otot Jantung
Otot jantung
mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot jantung
tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter. Kontraksi
otot jantung dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.
2)
Metabolisme Otot Jantung
Metabolisme
otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung
sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena
metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami
kelelahan.
3)
Sistem Konduksi Jantung
Jantung
mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot
jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system
syaraf autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis
memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi.
System kontraksi jantung terdiri atas :
Nodus
Sinoatri alkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai
pacemaker karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.
Nodus
Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan berperan
sebagai gerbang impuls ke ventrikel.
Bundle His
adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV.
Serabut
Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel terdapat
pada septum interventrikularis.
Serabut
Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.
4)
Kontraksi Dan Irama Jantung
Kontraksi
jantung disebut disebut systole sedangkan relaksasi jantung atau pengisian
darah pada jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai dari pacemaker (NSA)
dengan impuls 60-80 kali/menit. Semua bagian jantung dapat memancarkan
impuls tersendiri tetapi dengan frekuensi yang lebih rendah. Bagian jantung
yang memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik yang menimbulkan
perubahan irama jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat disebabkan oleh
hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin karena hal tersebut
dapat menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari nodus NSA. Jika
terjadi hambatan aliran impuls dari NSA menuju NAV maka impuls syaraf akan
timbul dari nodus NAV dengan frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50
kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his atau serabut bundle kanan dan
kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu 20-30
kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat mempertahankan
metabolisme otot.
5)
Suara Jantung
Suara
jantung terjadi akibat proses kontraksi jantung.
Suara
jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis.
Suara
jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan semilunaris
pulmonal.
Suara
jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole.
Suara
jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium.
Suara
jantung 3 dan 4 terdengar pada jantung anak.
6)
Fase Kontraksi Jantung
Pada fase
pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan trikuspidalis terbuka
darah akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada fase kontraksi ventrikel
isometric ventrikel mulai kontraksi dan atrium relaksasi, katup mitral dan
trikuspidalis tertutup dan katup semilunar aorta dan pulmonal belum terbuka. Pada
fase ejeksi ventikuler, katup semilunar aorta dan semilunar aorta dan semilunar
pulmonal terbuka sehingga darah mengalir dari ventrikel menuju aorta dan arteri
pulmonalis. Pada fase relaksasi isovolumentrik terjadi relaksasi ventrikel dan
katup semilunar aorta dan pulmonal menutup sedangkan katup mitral dan katup
trikuspidalis belum terbuka.
7)
Cardiac Output
Cardiac
Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit. Hal ini
disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron, sehingga
darahpun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik.
Besar
cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer akan
oksigen dan nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga tergantung dari
besar serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang
lebih akurat, yaitu yang dikenal dengan sebutan Cardiac Index. Cardiac index
ini didapatkan dengan membagi cardiac output dengan luas permukaan tubuh,
dan berkisar antara 2,8-3,6 liter/menit/m2 permukaan tubuh.
Stroke
Volume adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel/detik. Sekitar dua
per tiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastole (volume akhir
diastolic) dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut
dikenal dengan sebutan Fraksi Ejeksi; sedangkan volume darah yang tersisa di
dalam ventrikel pada akhir sistolik disebut Volume Akhir Sistolik. Penekanan
fungsi ventrikel, menghambat kemampuan ventrikel untuk mengosongkan diri, dan
dengan demikian mengurangi stroke volume dan fraksi ejeksi, dengan akibat
peningkatan volume sisa pada ventrikel.
Cardiac
output (CO) tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable,
yaitu: frekuensi jantung dan stroke volume. CO = Frekuensi Jantung x Stroke
Volume. Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil meskipun
ada pada salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada variable
yang lain.
Apabila
denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel diantara
denyut jantung menjadi lebih lama, dengan demikian meningkatkan waktu pengisian
ventrikel. Dengan sendirinya, volume ventrikel lebih besar dan darah yang dapat
dikeluarkan per denyut menjadi lebih banyak. Sebaliknya, kalau stroke volume
menurun, maka curah jantung dapat distabilkan dengan meningkatkan kecepatan
denyut jantung. Tentu saja penyesuaian kompensasi ini hanya dapat
mempertahankan curah jantung dalam batas-batas tertentu. Perubahan dan
stabilisasi curah jantung tergantung dari mekanisem yang mengatur kecepatan
denyut jantung dan stroke volume.
8)
Sirkulasi Jantung
Lingkaran
sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi
sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner
yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
- Sirkulasi Sistemik
1)
Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2)
Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3)
Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4)
Banyak mengalami tahanan.
5)
Kolom hidrostatik panjang.
- Sirkulasi Pulmonal
1)
Hanya mengalirkan darah ke paru.
2)
Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3)
Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4)
Hanya sedikit mengalami tahanan.
5)
Kolom hidrostatiknya pendek.
- Sirkulasi Koroner
Efisiensi
jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup pada
otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung
dan membawa oksigen untk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang
kecil-kecil.
Aliran darah
koroner meningkat pada:
- Peningkatan aktifitas
- Jantung berdenyut
- Rangsang sistem saraf simpatis
9)
Mekanisme Biofisika Jantung
- Tekanan Darah
Tekanan
darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk
melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Faktor yang
mempengaruhi tekanan darah adalah: curah jantung, tahanan pembuluh darah
perifer, aliran, dan volume darah.
Bila
seseorang mangatakan tekanan darahnya adalah 100 mmHg maka tenaga yang dikeluarkan
oleh darah dapat mendorong merkuri pada tabung setinggi 50 mm.
- Aliran Darah
Aliran darah
pada orang dewasa saat istirahat adalah 5 L/menit, ayang disebut sebagai curah
jantung (cardiac output). Aliran darah melalui pembuluh darah dipengaruhi oleh
dua faktor:
- Perbedaan Tekanan ( DP: P1-P2), merupakan penyebab terdorongnya darah melalui pembuluh.
- Hambatan terhadap aliran darah sepanjang pembuluh, disebut juga sebagai ”vascular resistance” atau tahanan pembuluh.
Beda tekanan
antara dua ujung pembuluh darah menyebabkan darah mengalir dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sedangkan resistensi / tahanan
menghambat aliran darah.
Rumus:
Q : DP
R
Q
: aliran
DP
: perbedaan tekanan
R
: resistensi
- Resistensi
Resistensi/tahanan
adalah hambatan terhadap aliran darah terhadap suatu pembuluh yang tidak dapat
diukur secara langsung. Resistensi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: diameter
pembuluh darah (terutama arteriol) dan viskositas (kekentalan) darah.
Peningkatan diameter pembuluh darah (vasodilatasi) akan menurunkan tahanan,
sedangkan penurunan diameter pembuluh darah (vasokontriksi) dapat meningkatkan
resistensi. Viskositas sebagaian besar dipengaruhi oleh kadar hematokrit (ht),
yaiu prosentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah. Semakin
tinggi viskositas darah, maka semakin meningkat pula resistensi pembuluh darah.
10)
Siklus Jantung
Setiap
siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling
terkait. Rangsang listrik dihasilkan dari beda potensial ion antar sel yang
selanjutnya akan merangsang otot untuk berkontraksi dan relaksasi. Kelistrikan
jantung merupakan hasil dari aktivitas ion-ion yang melewati membran sel
jantung. Aktivitas ion tersebut disebut sebagai potensial aksi. Mekanisme
potensial aksi terdiri dari fase depolarisasi dan repolarisasi:
- Depolarisasi
Merupakan
rangsang listrik yang menimbulkan kontraksi otot. Respon mekanik dari fase
depolarisasi otot jantung adalah adanya sistolik.
- Repolarisasi
Merupakan
fase istirahat/relaksasi otot, respon mekanik depolarisasi otot jantung adalah
diastolik.
Fase Siklus Jantung
a)
Mid Diastole
Merupakan
fase pengisian lambat ventrikel dimana atrium dan ventrikel dalam keadaan
istirahat. Darah mengalir secara pasif dari atrium ke ventrikel melalui katup
atrioventrikuler, pada saat ini katup semilunaris tertutup dan terdengar
sebagai bunyi jantung kedua.
b)
Diastole Lanjut
Gelombang
depolarisasi menyebar melalui atrium berhenti pada nodus atrioventrikuler
(nodus AV). Otot atrium berkontraksi memberikan 20%-30% pada isi ventrikel.
c)
Sistole Awal
Depolarisasi
menyebar dari sinus AV menuju miokardium ventrikel. Ventrikel berkontraksi
menyebabkan tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dari tekanan atrium sehingga
menyebabkan katup atrioventrikuler menutup yang terdengar sebagai bunyi jantung
satu. Dalam keadaan ini tekanan dalam aorta dan arteri pulmo tetap lebih besar,
sehingga katup semilunar tetap tertutup. Kontraksi ventrikel ini disebut sebagai
kontraksi isovolumetrik.
d)
Sistole Lanjut
Tekanan
ventrikel meningkat melebihi tekanan pembuluh darah sehingga menyebabkan katup
semilunaris membuka. Setelah katup semilunar terbuka, terjadi ejeksi isi
ventrikel kedalam sirkulasi pulmoner dan sistemik.
e)
Diastole Awal
Gelombang
repolarisasi menyebar ke ventrikel sehingga ventrikel menjadi relaksasi.
Tekanan ventrikel turun melebihi tekanan atrium sehingga katum AV membuka.
Dengan terbukanya katup AV maka ventrikel akan terisi dengan cepat, 70%-80%
pengisian ventrikel terjadi dalam fase ini
11)
Faktor Penentu Kerja Jantung
Jantung
sebagai pompa fungsinya dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling terkait
dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac
output) yaitu:
- Beban awal (pre load)
- Kontraktilitas
- Beban akhir (after load)
- Frekuensi jantung
Curah
Jantung
Curah
jantung merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan dalam sirkulasi,
karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang
memasok berbagai nutrisi. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan
oleh ventrikel selama satu menit. Nilai normal pada orang dewasa adalah 5
L/mnt.
Isi Sekuncup (curah sekuncup)
Isi sekuncup
merupakan jumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing venrikel
setiap jantung berdenyut. Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel: beban
awal, kontraktilitas, dan beban akhir.
Beban Awal
Beban awal
adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian ventrikel.
Hal ini sesuai dengan Hukum Starling: peregangan serabut miokardium selama
diastole melalui peningkatan volume akhir diastole akan meningkatkan kekuatan
kontraksi pada saat sistolik. Sebagai contoh karet yang diregangkan maksimal
akan menambah kekuatan jepretan saat dilepaskan.
Dengan kata
lain beban awal adalah kemampuan ventrikel meregang maksimal saat diastolik
sebelum berkontraksi/sistolik.
Faktor
penentu beban awal:
- Insufisiensi mitral menurunkan beban awal
- Stensosis mitral menurunkan beban awal
- Volume sirkualsi, peningkatan volume sirkulasi meningkatkan beban awal. Sedangkan penurunan volume sirkulasi menurunkan beban awal.
- Obat-obatan, obat vasokonstriktor meningkatkan beban awal. Sedangkan obat-obat vasodilator menurunkan beban awal.
Beban Akhir
Beban akhir
adalah besarnya tegangan dinding ventrikel untuk dapat memompakan darah saat
sistolik. Beban akhir menggambarkan besarnya tahanan yang menghambat
pengosongan ventrikel. Beban akhir juga dapat diartikan sebagai suatu beban
pada ventrikel kiri untuk membuka katup semilunar aorta, dan mendorong darah
selama kontrakis/sistolik.
Beban akhir
dipengaruhi:
- Stenosis aorta meningkatkan beban akhir
- Vasokontriksi perifer meningkatkan beban akhir
- Hipertensi meningkatkan beban akhir
- Polisitemia meningkatkan beban akhir
- Obat-oabatan, vasodilator menurunkan beban akhir, sedangkan vasokonstriktor meningkatkan beban akhir.
Peningkatan
secara drastis beban akhir akan meningkatkan kerja ventrikel, menambah
kebutuhan oksigen dan dapat berakibat kegagalan ventrikel.
Kontraktilitas
Kontraktilitas
merupakan kemampuan otot-otot jantung untuk menguncup dan mengembang.
Peningkatan kontraktilitas merupakan hasil dari interaksi protein otot
aktin-miosin yang diaktifkan oleh kalsium. Peningkatan kontraktilitas otot
jantung memperbesar curah sekuncup dengan cara menambah kemampuan ventrikel
untuk mengosongkan isinya selama sistolik.
12)
Hukum frank Starling
- Makin besar isi jantung sewaktu diastolik, semakin besar jumlah darah yang dipompakan ke aorta.
- dalam batas-batas fisiologis, jantung memompakan ke seluruh tubuh darah yang kembali ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena.
- jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.
13)
Regulasi Tekanan Darah
- Sistem Saraf
Sistem saraf
mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi tahanan pembuluh darah perifer.
Dua mekanisme yang dilakukan adalah mempengaruhi distribusi darah dan
mempengaruhi diameter pembuluh darah. Umumnya kontrol sistem saraf terhadap
tekanan darah melibatkan: baroreseptor dan serabut2 aferennya, pusat vasomotor
dimedula oblongata serta serabut2 vasomotor dan otot polos pembuluh darah.
Kemoreseptor dan pusat kontrol tertinggi diotak juga mempengaruhi mekanisme
kontrol saraf.
Pusat
Vasomotor mempengaruhi
diameter pembuluh darah dengan mengeluarkan epinefrin sebagai vasokonstriktor
kuat, dan asetilkolin sebagai vasodilator.
Baroresptor, berlokasi pada sinus karotikus dan
arkus aorta. Baroresptor dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah pembuluh arteri.
Kemoresptor,
berlokasi
pada badan karotis dan arkus aorta. Kemoreseptor dipengaruhi oleh
kandungan O2, CO2, atau PH darah.
- Kontrol Kimia
Selain CO2
dan O2, sejumlah kimia darah juga membantu regulasi tekanan darah melalui
refleks kemoreseptor yang akan dibawa ke pusat vasomotor.
Hormon yang
mempengaruhi: epinefrin dan norepinefrin, Natriuretik Atrial, ADH, angiotensin
II, NO, dan alkohol.
- Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan
- 1. Pengertian Pernapasan
Definisi
Pernapasan :
- Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam & keluar paru
- Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu “pernapasan luar”
Manusia
membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan
membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses
tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar
proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses
respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen
sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui
perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang
terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Proses
pembakaran zat makanan secara singkat ditunjukan pada bagan berikut:
Zat
Makanan(gula) + Oksigen à kabon doiksida + uap air + energi
- 2. Fungsi dan Struktur Respirasi
Respirasi
adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme
tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
a.
Berdasarkan anatomi:
Saluran
nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring
Saluran
nafas bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan percabangannya sampai
alveoli
b.Berdasar
fungsionalnya:
o
Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis,
tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan,
melembabkan & menyamakan udara dg suhu tubuh hidung, faring, trakhea,
bronkus, bronkiolus terminalis.
o
Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli respiratory sampai alveoli,
proses pertukaran udara dengan darah.
- 3. Anatomi Pernapasan
- Hidung
Ø Nares Anterior
Nares
anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung.
Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit.
Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu
kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
Ø Rongga Hidung
Rongga
hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung
dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang
masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan
penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi.
Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok
kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran
mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus,
dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding
lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan
inferior. Tulang-tulang inidilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum
nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah
celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa
olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung
sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati
lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis
I olfaktorius.
Sinus
paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang
kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak,
memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga
dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang
membuka kedalam cavum nasi :
1.
Lubang hidung
2.
Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
3.
Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan
diantara concha media dan inferior
4.
Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
5.
Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi
membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
- Saluran Pernapasan
Ø Faring
adalah pipa
berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring
(faring-laringeal)
Ø Laring
Laring
(tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis
dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.
Laring
terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan
membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah
depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu
disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang
bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang
rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan
mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang
berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan
aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang
rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup
tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis
selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian
epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid
di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari
tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita
suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara
pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis.
Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup
lubang atas laring sewaktu menelan.
Ø Trakea
Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari
laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini
bercabanf menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20
lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama
oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea;
selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir
yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju
keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus
lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang
rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah
belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus,
yang memisahkannya dari tulang belakang.
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar
tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea
torasika berjalan melintasi mediastenum (lihat gambar 5), di belakang sternum,
menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak dibelakang
trakea.
Ø Kedua bronkus
yang
terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis
kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang
sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak
paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri;
sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang
yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat
dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.(lihat gambar 3)
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan
dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan
ke lobus atas dan bawah.
- Ronga thoraks
Batas-Batas yang membentuk rongga di dalam toraks :
ü Sternum dan tulang rawan
iga-iga di depan,
ü Kedua belas ruas tulang
punggung beserta cakram antar ruas ( diskus intervertebralis) yang terbuat dari
tulang rawan di belakang.
ü Iga-Iga beserta otot
interkostal disamping
ü Diafragma di bawah
ü Dasar leher di atas,
Isi ;
Sebelah
kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus
pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan memebentuk batas lateral
pada mediastinum
Mediastinum
adalah ruang di dalam rongga dada diantara kedua paru-paru. Isinya jantung dan
pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens, vena
kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.
- Paru-paru
Paru-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung
beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam
mediastinum . Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks
(puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam
dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas
diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan
dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang
belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.
Ø Lobus paru-paru (belahan
paru-paru ).
Paru-paru
dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan
mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas
lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin
bercabang. Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong
kecil-kecil, elastis, berpori, dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru
mengapung karena udara yang ada di dalamnya.
Ø Bronkus Pulmonaris
Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum
masuk paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru,
bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang
mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding
fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium
bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya
tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia.
Bronkus
Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran
pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan
sel epitelium yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan
dengan udara – suatu jaringan pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan
pertukaran gas pun terjadi.
Ø Pembuluh Darah dalam
Paru-Paru
Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh
saluran-saluran bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol
halus; arteriol itu membelah-belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu
menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
Kapiler halus
itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah
merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari
udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran
gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan.
Kapiler
paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya
dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen
ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi
oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan
menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir
arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari
yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari
kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa
masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari setiap paru-paru
oleh vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka
dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.
Ø Hiilus (Tampuk)Paru-Paru
dibentuk struktur berikut:
- Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi oksigen
- Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru – paru ke jantung
- Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan jalan udara utama.
- Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru – paru.
- Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru – paru ke vena kava superior.
- Pebuluh limfe, yang masuk – keluar paru – paru, sangat banyak,
- Persarafan. Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.
- Kelenjar limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru – paru dapat menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru – paru.
- Pleura. Setiap paru –paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru – paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampuk paru – paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia.
Di antara
kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya
dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu
bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain
erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata,
tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu
dan ruang di antaranya menjadi jelas.
- 4. Fisiologi Pernapasan
Fungsi paru
– paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada
pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa
bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris.
Hanya satu
lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian
tubuh. Darah meninggalkan paru – paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada
tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
Di dalam
paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus
membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa
bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses
yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
- Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
- Arus darah melalui paru – paru
- Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh
- Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi drpd oksigen.
Semua proses
ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima
jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di
paru – paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu
tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal
ini merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut
lebih banyak O2.
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan
darah menerima, sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida.
Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang
disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan.
Udara
(atmosfer) yang di hirup:
Nitrogen
…………………………………………………………… 79 %
Oksigen
……………………………………………………………. 20 %
Karbon
dioksida ……………………………………………….. 0-0,4 %
Udara yang
masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer
Udara yang
diembuskan:
nitrogen……………………………………………………………..
79 %
Oksigen……………………………………………………………..
16 %
Karbon
dioksida ……………………………………………….. 4-0,4 %
Daya muat
udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru – paru ialah 4.500 ml
sampai 5000 ml atau 41/2 sampai 5 literudara. Hanya sebagian kecil dari udara
ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu
yang di hirup masuk dan diembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru
pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya
dengan alat spirometer. Pada seoranng laki-laki, normal 4-5 liter dan pada
seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit
paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan
otot pernapasan.
- a. Proses Pernapasan Manusia
Urutan
saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung > faring >
trakea > bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Proses
pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap pada waktu
menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung (nares)
kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada saat masuk, udara disaring oleh bulu
hidung yang terdapat di bagian dalam lubang hidung.
Pada waktu
menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma
melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi
mengembang. Hal ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot
diafragma, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada
mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.
Akibat
mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi berkurang,
sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran
pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru
mengembang.
Setelah
melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naro-pharinx)
lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx).
Setelah
melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari
sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran
bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan akhirnya berhubungan
di alveolus di paru-paru.
Udara yang
diserap melalui alveoli akan masuk ke dalam kapiler yang selanjutnya
dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Gas oksigen
diambil oleh darah. Dari sana darah akan dialirkan ke serambi kiri jantung dan
seterusnya.
Selanjutnya
udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan melalui hidung
kembali. Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan
otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma
menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke
arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada
naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru
keluar melewati saluran pernapasan.
Ringkasan
jalannya Udara Pernapasan:
- Udara masuk melalui lubang hidung
- melewati nasofaring
- melewati oral farink
- melewati glotis
- masuk ke trakea
- masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
- masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
- udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
- b. Jenis-Jenis Pernapasan Pada Manusia
Jenis-jenis
pernapasan pada manusia dibagi menjadi dua jenis. Yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut.
1)
Pernapasan Dada
Pernapasan
dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antara tulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut.
- Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
- Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme
inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar
tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi –> tulang rusuk
terangkat (posisi datar) –> Paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam
paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara luar
masuk ke paru-paru.
Mekanisme
ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:
Otot antar
tulang rusuk relaksasi –> tulang rusuk menurun –> paru-paru menyusut
–> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan
udara luar –> udara keluar dari paru-paru.
2)
Pernapasan Perut
Pernapasan
perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut.
1.
Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa
ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
Mekanisme
inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga
dada (diafraghma) berkontraksi –> posisi dari melengkung menjadi mendatar
–> paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar –> udara masuk
Mekanisme
ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot
diafraghma relaksasi –> posisi dari mendatar kembali melengkung –>
paru-paru mengempis –> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan
tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru.
- c. Transportasi Gas
Transportasi
gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke
paru dengan bantuan darah( aliran darah). Masuknya o2 kedalam sel darah
yang bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin
debanyak 97% dan sisanya 3% ditransportasikan kejaringan plasma dan sel
Inspirasi
Inspirasi
terjadi bila tekanan intrapulmonal(intra alveoli) lebih rendah dari tekanan
udara luar. Pada inspirasi biasa tekanan ini berkisar antara -1mmhg sampai
-3mmhg . Pada inspirasi dalam, tekanan intra-alveoli mencapai 30mmhg.
Kontraksi otot diafragma dan intrakostalis
Volume thoraks membesar
Tekanan intrapleura menurun
Parunya mengembung
Tekanan intra-alveoli menurun
Udara masuk kedalam paru
Ekspirasi
Berlangsung
bila tekanan pulmonal lebih tinggi dari tekanan udara luar, sehingga udara
bergerak kelur paru.Meningkatnya tekanan dalam rongga paru terjadi bila volue
rongga paru mengecil akibat proses pengucapan yang disebabkan daya elastisitas
jaringan paru. Pengucapan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai
berelaksasi. Pada proses ekspirasi biasa tekanan intra-alveoli sekitar +1mmhg
sampai +3mmhg
Otot ekspirasi relaksai
Volume thoraks mengecil
Tekana intrapleura meningkat
Volume paru mengecil
Tekanan intra-alveoli meningkat
Udara bergerak keluar paru
- d. Pengendalian Pernapasan
Mekanisme
pernafasan diatur dan di kendalikan dua faktor utama,
(a).
pengendalian oleh saraf,
(b).
Kimiawi. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di
dalam mendula oblongata, dan kalau dirangsang, pusat itu mengeluarkan impuls
yang disalurkan saraf spinalis ke otot pernafasan yaitu otot diafragama dan
otot interkostalis.
- Pengendalaian oleh saraf
Pusat
pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radiks saraf
servikalis impuls ini di antarrkan ke diafragma oleh saraf frenikus: Dibagian
yang lebih rendah pada sumsum belakang ,impulsnya berjalan dari daerah toraks
melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini
menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang
berkecepatan kira-kira lima belas setiap menit.
Impuls
aferen yang dirangsang pemekaran gelembung udara diantarkan saraf vagus ke
pusat pernapasan di dalam medula.
- Pengendalian secara kimiawi
Faktor
kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi,
kecepatan,& kedalaman gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum
sangat peka pada reaksi: kadar alkali daah harus
dipertahankan. Karbon dioksida adalah produksi asam dari
metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk
mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
Kedua
pengendalian, baik melalui saraf maupun secara kimiawi, adalah penting. Tanpa
salah satunya orang tak dapat bernapas terus. Dalam hal paralisa otot
pernapasan ( interkostal dan diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau
suatu alat pernapasan buatan yang lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab
dada harus bergerak supaya udara dapat dikeluarmasukkan paru-paru.
Faktor
tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan kedalaman pernapasan.
Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi
energi yang diperlukan dalam pekerjaan akan menimbulkan kenaikan pada jumlah
karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesan ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa
sakit,dan takut,misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan
dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat-hal yang kita ketahui semua.
Impuls
aferen dari kulit mengasilkan efek serupa—bila badan di celup dalam air dingin
atau menerima guyuran air dingin, penarikan pernapasan kuat menyusul.
Pengendalian
secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat dijalankan
lama karena gerakannya otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas dalam waktu
lama akan gagal karena pertambahan karbon dioksida yang melebihi normal di
dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.
- e. Kecepatan Pernapasan
Pada wanita
lebih tinggi dari pada pria. Kalau bernapas secara normal, ekspirasi akan
menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar.
Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya
terbalik dan urutannya menjadi : inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut
pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit:
Bayi baru …………………………………………………… 30-40
Dua belas bulan ………………………………………….. 30
Dari dua sampai lima tahun ………………………… 24
Orang dewasa…………………………………………….. 10-20
- f. Gerakan Pernapasan
Ada dua saat
terjadi pernapasan: (a) inspirasi dan (b) ekspirasi.
- Inspirasi atau menarik napas
adalah proses
aktif yang diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada
dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum, yang
ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan rongga dada kedua sisi dan
dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk
mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara.
Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila
inspirasi menjadi gerak sadar.
- Ekspirasi,
udara
dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paru-paru kempis kembali yang
disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Ketika
pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu
menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen
juga dibawa bergerak, dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang
kempis.
- g. Kebutuhan Tubuh akan Oksigen
Dalam banyak
keadaan, termasuk yang telah disebut, oksigen dapat diatur menurut keperluan .
Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya; kalau tidak mendapatkannya selama
lebih dari empat menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting timbul bila misalnya
sorang anak menudungi kepala dan mukannya dengan kantung pelastik dan
menjadi mati lemas. Tetapi penyediaan oksigen hanya berkurang, pasien
menjadi kacau pikiran—ia menderita anoksia serebralis. Hal ini terjadi pada
orang bekerja dalam ruang sempit, tertutup, seperti dalam ruang kapal, di dalam
tank, dan ruang ketel uap; oksigenyang ada mereka habiskan dan kalau mereka
tidak diberi oksigen untuk pernapasan atau tidak dipindahkan ke udara yang
normal, mereka akan meninggal karena anoksemia atau disingkat anoksia.
Bila oksigen
di dalam darah tidak mencukupi, warna merahnya hilang dan menjadi kebiru-biruan
dan ia disebut menderita sianosis.
Orang yang
berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven gas, bukan saja
terkena anoksia, tetapi jaga menghirup karbon monoksida yang bersifat racun dan
yang segera bergabung dengan hemoglobin sel darah, menyingkirkan isi normal
oksigen. Dalam hal ini bibir tidak kebiru-biruan , melainkan merah ceri yang
khas. Pengobatan yang diperlukan ialah pengisapan dan pemberian oksigen dalam
konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara atmosfir atau lima atmosfir.
- 5. Gangguan pada Sistem Pernapasan
Beberapa
kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia antara lain sebagai
berikut:
berikut:
Ø Asma
Asma
ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran
bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut
asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. penyebab penyakit ini juga
dapat terjadi dikarenakan faktor psikis dan penyakit menurun.
Ø Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis
merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling
sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi
oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
Keadaan ini
menyebabkan :
1)
Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran
udara paru-paru
2)
Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
3)
Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan
membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru
Ø Faringitis
Faringitis
merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan
makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok.
Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.
Ø Bronkitis
Penyakit
bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju
paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab
lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
Ø Pneumonia
Pneumonia
adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh cairan dan
eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke
alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus), Diplococcus
pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Ø Emfisema Paru-paru
Emfisema
disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,
volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
Ø Dipteri
Dipteri
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis)
maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
Ø Asfiksi
Asfiksi
adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan
terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya
alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah
keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat
karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.
Ø Kanker Paru-paru
Penyakit ini
merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam jaringan
paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke
seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus
kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak
rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.
Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif pun mengalami penyakit ini.
Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah penderita menghirup debu asbes,
kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
Proses oksigenasi
Tujuan dari
pernapasan : Menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang
karbondioksida.
Fungsi utama
sistem pernapasan : Untuk
memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh & mengeliminasi CO2
yang dihasilkan oleh sel
Proses Pemenuhan kebutuhan oksigenasi
terdiri dari :
- Ventilasi
- Difusi gas
- Transportasi gas
1.
Ventilasi
merupakan proses keluar dan masuknya oksigen darir atmosfir kedalam alveoli atau dari alveoli
keatmosfir.
-
Proses ventilasi
dipengaruhi :
- Perbedaan tekanan atmosfir dengan paru dimana semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah & sebaliknya.
Kemampuan torak &
paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi
Kepatenan jalan napas dari hidung sampai
alveoli dimana terdiri dari berbagai otot
polos yg kerjanya dipengaruhi oleh Sistem saraf otonom (dimana terjadi rangsangan
saraf simpatis terjdi relaksasi sehingga terjadi vasodilatasi Kerja parasimpatis menyebabkan kontraksi sehingga terjadi vasokonstriksi
atau penyempitan)Refleks batuk,muntah
•
Adanya peran
mukus siliaris sebagai barier atau penangkal benda asing yang mengandung interveron & mengikat Virus.
•
Pengaruh lain
adalah Complience dan recoil
- Complience Merupakan kemampuan paru untuk mengembang & dipengaruhihi oleh beberapa faktor yaitu Cairan surfaktan yang terdapat pada lapisan alveoli
berfungsi menurunkan tegangan permukaan & adanya sisa udara yang menyebabkan tidak terjadi kolaps
dan gangguan torak.
Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat kita menarik
•
Recoil : Kemampuan mengeluarkan
CO2 atau kontraksi menyempitnya paru.
•
Pusat pernapasan
pada medulla
oblongata & pons dapat mempengaruhi proses
ventilasi dimana CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat pernapasan dalam batas 60 mmHg
& bila CO2 kurang
dr 80 mmHg dapat menyebabkan depresi pernapasan
2. Difusi Gas
Merupakan pertukaran oksigen dialveoli & kapiler paru
& C02 dikapiler & alveoli. Hal
ini dipengaruhi oleh Luas
permukaan paru,tebal membran respirasi / permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli & interstisial (
keduanya dapat mempengaruhi
proses difusi apabila terjadi penebalan),
perbedaan tekanan dan konsentrasi Oksigen.
(Hal ini sebagaimana O2 dari alveoli masuk
kedalam darah oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis,masuk dalam darah secara difusi) C02 dalam arteri
pulmonalis akan berdifusi kedalam alveoli, dan afinitas gas ( Kemampuan menembus &
saling mengikat Hb)
3.Transportasi Gas
•
Merupakan proses pendistribusian O2 kapiler kejaringan tubuh & CO2
jaringan tubuh kekapiler
•
Transportasi gas
dipengaruhi oleh bebrp
faktor YT Curah jantung, latihan, perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan
(hematokrit) serta erotrosit dan kadar Hb.
Volume Respirasi dan
Kapasitas Pernafasan
Dipengaruhi oleh
faktor sex, usia, BB dan status kesehatan
•
Tidal Volume
(TV) à jumlah udara yang bergerak keluar masuk paru2 pada keadaan bernafas
secara normal
•
Inspiratory
Reserve Volume (IRV) à jumlah udara yang dapat dihirup dengan kuat melebih
tidal volume
•
Expiratory
Reserve Volume (ERV) à jumlah udara yg dapat dipaksakan keluar melebihi
tidal
•
Residual Volume à volume udara yg tertinggal dalam paru setelah ekspirasi maksimal
•
Vital Capacityà jumlah TV + IRV + ERV
•
anatomical dead space volume à
150 ml
Masalah Kebutuhan Oksigen
•
Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak
terpenuhinya oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan
penggunaan oksigen dalam tingkat sel, ditandai adanya sianosis.
Secara umum terjadinya hipoksia
disebabkan oleh menurunnya kadar Hb, menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam
darah, menurunnya perfusi jaringan, atau gangguan ventilasi yang dapat
menurunkan konsentrasi oksigen
Perubahan pola pernapasan
•
Tachypnea.Merupakan pernapasan yang memiliki frekwensi lebih dari 24 X/m .Proses ini terjd karena paru dalam keadaan atelektasis.
•
Bradypnea: Pernapasan kurang dari 10X/m. Ditemukan pada peningkatan TIK disertai
narkotik atau sedatif
•
Hiperventilasi;
Cara tbh dlm mengompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam paru agar pernapasan lebih cepat & dalam.Hiperventilasi bisa menyebabkan hipokapnea, yaitu berkurangnya CO2 tubuh dibawah batas normal, sehingga rangsangan terhadap pusat pernapasan menurun.
•
Kusmaul: Pola pernapasan cepat &
dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan
asidosis metabolik.
•
Hipoventilasi :
Merupakan upaya tubuh mengeluarkan karbondioksida dengan cukup yg dilakukan pada saat ventilasi
alveolar serta tidak cukupnya penggunaan
oksigen.
•
Dispnea :
Perasaan sesak & berat saat pernapasan.
•
Orthopnea :
Kesulitan bernapas kecuali dlm posisi duduk atau berdiri & pola ini
ditemukan pd seseorg yg mengalami kongestif paru.
•
Cheyne Stokes:
Siklus pernpsn yg amplitudonya mula-mula naik turun,berhenti, kemudian mulai dari siklus baru.
•
Pernapasan paradoksial : merupakan pernapasan yg ditandai dgn pergerakan dinding paru yg
berlawanan arah dr keadaan normal,sering ditemukan pd keadaan
atelektasis.
•
Biot: Merupakan pernapasan dengan irama yg mirip dgn cheyne stokes,tetapi amplitudonya tdk teratur, pola ini sering dijumpai pada rangsangan
selaput otak,TIK meningkat,trauma kepala dll.
•
Stridor : Pernapasan bising yg terjadi krn penyempitan pd saluran pernapasan.Pola ini ditemukan pada kasus spasme
trakea atau obstruksi laring.
Bunyi Suara Napas Tambahan
•
Mengi (wheezing)
: Suara musikal terus menerus disebabkan oleh aliran udara melewati saluran
sempit
•
Mengi inspirasi
audibel (stridor) : Menunjukkan obstruksi tinggi.
•
Mengi sonor (ronchi)
: Keras, rendah, bunyi kasar seperti mengorok terdengar pada inspirasi atau
ekspirasi (penumpukan lendir pada trakea atau bronkus)
•
Friction rub
pleural : Kering, bergesek, atau bunyi gerakan bisa pada inflamasi permukaan
pleural, paling keras pd atas permukaan anterior lateral bawah
•
Crackles : Bunyi
tdk terus menerus terdengar, terutama selama inspirasi dari saluran udara
melalui cairan atau kelembaban
Diagnosa Keperawatan
•
Bersihan jalan
napas tidak efektif
•
Pola napas tidak
efektif
•
Kerusakan pertukaran
gas
•
Gangguan perfusi
jaringan
Rencana Keperawatan
•
Memepertahankan
jalan napas agar efektif
•
Memepertahankan
pola pernapasan agar kembali efektif
•
Mempertahankan
pertukaran gas
•
Meperbaiki
perfusi jaringan
Tindakan keperawatan
- Latihan napas
Latihan bernapas merpkn cara
bernapas utk memperbaiki ventilasi
alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis,mengktkn efisiensi batuk, &
mengurang stress
Prosedur Kerja
•
Cuci tangan
•
Jlskn prosedur
yg akan dilkkn
•
Atur
posisi(duduk/terlentang)
•
Anjurkan utk
mulai lthn dgn cr menarik napas melalui hidung dgn mulut tertutup
•
Anjurkan utk
menahan napas selama 1- 1,5 detik,kemdn disusul dgn menghembuskan napas melalui bibir dgn batuk mulut
mencucu/spt org meniup.
•
Catat respons yg
terjadi
•
Cuci tangan
2. Latihan batuk
efektif
Prosedur kerja
•
Cuci tangan
•
Jelaskan prosedur yg dilakukan
•
Atur posisi
klien. Duduk ditepi tempat tidur membungkuki kedepan.
•
Anjurkan utk
menarik napas secara pelan & dlm
dgn menggunakan pernapasan diafragma
•
Setelah itu tahan
napas kurang lebih 2 detik
•
Batukkan 2 kali
dgn mulut terbuka
•
Tarik napas dgn
ringan
•
Istirahat
•
Catat respons yg
terjadi
•
Cuci tangan
3. Pemberian
Oksigen
•
Dilakukan dgn 3 cara : Kanula,nasal & cateter.
•
Tujuan :Memenuhi
keb oksigen & mencegah terjdnya hipoksia.
•
Alat & bahan
-
Tabung oksigen
lengkap dgn Flow meter & humidifier
-
Nasal kateter,
kanula, masker
-
Vaselin/jeli
Prosedur kerja
•
Cuci tangan
•
Jelaskan prosedur yg
akan dilakukan pd klien
•
Cek flow meter
& humidifier
•
Hidupkan tabung oksigen
•
Atur posisi
klien (semi fowler/sesuai kondisi)
•
Berikan oksigen
mlli kanula 1-6L atau masker 6-10L
•
Bila menggunakan kateter terlbh dulu ukur jarak hidung & telinga.
Kemudian diberi tanda
•
Setelah itu beri jeli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar